AYAT-AYAT ALLAH INI PERNAH MENAMPARKU BERKALI-KALI
Oleh: Irkham Fahmi al-Anjatani
Tidak dipungkiri, dahulu saya pernah berada pada fase yang berlebihan dalam mencintai organisasi. Sebagai alumni Pondok Pesantren terkemuka di Jawa Barat, yang notabene berkiblat NU, otomatis saya menjelma sebagai pecinta NU sampai mati. Bagi saya, saat itu, tidak ada yang lebih hebat daripada NU, tidak ada yang lebih alim daripada ulama-ulama NU.
Saya bersikap jumawa saat itu. Semua penceramah di luar golongan nahdliyyin saya pandang sebelah mata. Mereka ustadz-ustadz karbitan yang hanya modal kitab terjemah dalam belajarnya. Seperti itulah pandangan saya kala itu.
Singkat cerita, di tengah perasaan jumawa yang melanda, saya merasa ditampar oleh Allah swt. ketika membaca Al-Qur’an Surat An-Najm: 32,
فَلَا تُزَكُّوٓا۟ أَنفُسَكُمْ ۖ هُوَ أَعْلَمُ بِمَنِ ٱتَّقَىٰٓ
“Maka janganlah engkau merasa diri paling suci! (sebab) Allah lah yang paling tahu siapa di antara kalian yang paling bertakwa.”
Ketika membaca ayat tersebut, saya merasa bahwa Allah sedang menyindir sikap ini. Sebab memang seperti itulah perasaan saya saat itu. Merasa paling ahlus sunnah, sementara yang lain tidak. Bahkan terpikirkan pula bahwa yang lain tidak berhak untuk hidup di Indonesia.
Belum hilang rasa pedas daripada ayat Allah itu, saya kembali merasa ditampar oleh Allah ketika membaca Surat Ar-Ruum: 31-32,
وَلا تَكُونُوا مِنَ الْمُشْرِكِينَ ) مِنَ الَّذِينَ فَرَّقُوا دِينَهُمْ وَكَانُوا شِيَعًا كُلُّ حِزْبٍ بِمَا لَدَيْهِمْ فَرِحُونَ
“Dan janganlah engkau menjadi (sebagaimana) orang-orang musyrik, yang mereka memecah belah agamanya menjadi beberapa golongan, dan setelah itu mereka saling berbangga dengan golongannya.”
Bagi saya itu adalah peringatan keras dari Allah swt., agar saya tidak lagi merasa paling benar dan paling suci dengan berbangga hati pada kelompok organisasi. Mulai pada saat itulah saya coba untuk membuka diri. Berusaha memuliakan umat Islam dari semua kalangan organisasi. Saya dengarkan ilmu dari ulama-ulama Muhammadiyyah, Persis, Al-Irsyad Al-Islamiyyah dan juga yang lainnya.
Meski saat itu saya sudah membuka diri, tetapi tidak untuk HTI dan FPI. Saya tetap anti kepadanya. Karena mereka coba merubah Indonesia menjadi negara Islam, merubah Pancasila menjadi Khilafah. Saya antipati dengan mereka, saya lawan dan halang-halangi aktifitasnya. Termasuk yang saat itu saya bubarkan adalah kajian rutin mahasiswa-mahasiswa HTI di sebuah masjid kampus dimana saya kuliah.
Saya datangi rektornya, memohon agar beliau tidak membiarkan orang-orang Hizbut Tahrir berkeliaran secara bebas menyebarkan pahamnya. Tepat, beberapa hari kemudian rektor mengeluarkan surat larangannya. Sehingga tidak ada lagi aktifitas kajian mahasiswa Hizbut Tahrir di sana.
Ringkas cerita, saya pun merasa ditampar lagi oleh Allah swt. ketika membaca Al-Qur’an Surat An-Nisaa’: 61,
وَإِذَا قِيلَ لَهُمْ تَعَالَوْا إِلَى مَا أَنْزَلَ اللَّهُ وَإِلَى الرَّسُولِ رَأَيْتَ الْمُنَافِقِينَ يَصُدُّونَ عَنْكَ صُدُودًا
“Dan apabila dikatakan kepada manusia; ‘ikutilah apa yang telah disyariatkan oleh Allah dan Rasul Nya,’ engkau melihat orang-orang munafik menghalang-halanginya dengan sekuat tenaga.”
Saya merasa tersindir oleh ayat ini, walaupun akhirnya saya tetap tak bergeming. Saya justru semakin menertawakan mereka yang begitu semangat memperjuangkan tegaknya Syariat Islam. Dalam benak saya mereka adalah orang-orang bodoh yang setengah-setengah dalam belajar agama.
Sedang asik-asiknya menertawakan mereka yang memperjuangkan tegaknya Hukum Islam, saya pun kembali merasa ditampar oleh Allah swt. ketika membaca Surat Al-Baqoroh: 13,
وَإِذَا قِيلَ لَهُمْ ءَامِنُوا۟ كَمَآ ءَامَنَ ٱلنَّاسُ قَالُوٓا۟ أَنُؤْمِنُ كَمَآ ءَامَنَ ٱلسُّفَهَآءُ ۗ
“Dan ketika dikatakan kepada mereka, ‘berimanlah kalian sebagaimana orang lain beriman,’ mereka menjawab, ‘apakah kami harus beriman sebagaimana orang-orang bodoh itu beriman?.”
Saya tersindir berat setiap kali merenungkan ayat-ayat tersebut kala itu. Kok, sikap dan pernyataan saya dalam menghadapi orang-orang HTI dan FPI yang memperjuangkan Syariat Allah sama ya dengan apa yang disampaikan orang-orang kafir dan munafik dahulu ?
Itulah yang ada pada pikiran saya saat itu, yang pada akhirnya membuat saya sadar, berhenti untuk membuli dan menghalang-halangi mereka yang sedang memperjuangkan agama Allah ‘Azza WaJalla.
Al-Qur’an lah yang mengingatkan saya, yang menuntun saya, agar senantiasa mengevaluasi semua amal perbuatan saya. Jangan sampai serupa dengan manusia-manusia jahiliyyah dahulu kala, yang dilaknat oleh Allah Yang Maha Kuasa karena selalu meremehkan para pengemban dakwah yang datang kepadanya.
#Alumni212
#ReturnTheKhilafah
0 Response to "AYAT-AYAT ALLAH INI PERNAH MENAMPARKU BERKALI-KALI"
Post a Comment